FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT KUNANGO JANTAN
Sari
Abstract: Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan 2018, angka kecelakaan kerjasebanyak 173.105 kasus.Based on BPJS employment data, the number of occupational accidents in indonesia is 173,105 cases.Salah satufaktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalahkelelahan.One of the factors affecting workplace accidents is fatigue. Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan menurunnya efisiensi dan berkurangnya kekuatan fisik tubuh.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi, masa kerja, kebiasaan merokok dan lingkungan fisik dengan kelelahan kerja karyawan bagian produksi PT Kunango Jantan Tahun 2019.The purpose of this study was to determine the relationship of nutritional status, working period, smoking habits and physical environment with the work fatigue of PT Kunango Jantan production section workers. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengandesaincross sectional, yang dilaksanakan pada bulan Februari-MeiThe type of research used is analytic with cross sectional design, which was conducted in February.. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerjabagian produksi PT Kunango Jantan yang berjumlah 300orang.The population in this study was 300 workers from PT Kunango Jantan’s production section. The Sampeldiambil dengan metodeproportionalrandom samplingsebanyak 83orang.Sampels was taken by proportional random sampling method as many as 83 people.Pengumpulan datadilakukan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner. Data collection is done through direct interviews using questionnaires. Then processed with SPSS and analyzed by Chi-suare statistical test with a significance level (α=0.05 ).Hasil Penelitian didapatkan adanya hubungan antara status gizi (p= 0,013), masa kerja (p= 0,026), kebiasaan merokok (p= 0,026), dan lingkungan fisik (p=0,005) dengan kelelahan kerja. The result showed that workers who had accidents were 68%, workers with risky nutritional status were 60%, workers with risky work periods were 69.3%, workers with risky smoking habits were 49.3% and workers with risky physical environment were 58.7%. Factors related to work fatigue were nutritional status (p = 0.013), work period (p = 0.026), smoking habits (p = 0.026), and physical environment (p = 0.005)Berdasarkanhasilpenelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara status gizi, masa kerja, kebiasaan merokok dan lingkungan fisik dengan kelelahan kerja pada pekerja.. Based on the result this study, it can be concluded that all independent variables are related to dependent variables. Untuk meminimalisir kelelahan kerja disarankan kepadaperusahaanuntuk dapatTo minimize work fatigue was suggested to company to bemengaturkebijakan waktu istirahat, menyediakan kantin, memfasilitasi kegiatan pelatihan dan memperketat kebijakan larangan merokok.regulating breaks, providing canteens, facilitating training activities and tightening smoking ban policies.
Kata KunciKeywords:Status gizi, masa kerja, kebiasaan merokok, lingkungan: Nutritional status, work period, smoking habits, environmentfisikdan Kelelahan Kerjaphysical and fatigueTeks Lengkap:
PDFReferensi
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bridger, R.S. 2003. Introduction to Ergonomics 2nd edition. London: by Taylor & Francis.
Budiono, dkk. 2003. Bunga rampai Hiperkes & Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Bustan, M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Damanik, L.H. 2015. Model Pengendalian Kesehatan Tenaga Kerja Pada Kegiatan Pengecoran Logam Tradisional Studi Kasus di Kawasan Industri Batur Klaten Jawa Tengah: Jurnal Teknosains Vol 4 No.2 Juni 2015.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. 2018. “Angka Kecelakaan Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun”.
Data BPJS Ketenagakerjaan. 2018. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja di Sumatera Barat tahun 2018.
Dewi, B.M. 2017. Hubungan Antara Motivasi, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja di Unit Processing Koperasi KAREB Bojonegoro. Skripsi: Universitas Airlangga.
Fadel, M. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pengemudi Pengangkut BBM di TBBM PT.Pertamina Parepare. Skripsi: Universitas Hasanuddin.
Fathoni, A. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka Cipta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pt Bumi Akasara.
Hermanto. 2017. Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Thesis: UIN Sunan Ampel Surabaya.
ILO. 2011. World Day for Safety and Health at Work “Preventing Occupational Accidents throught OSH Risk Management”: Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang: Jakarta.
Nilamsari. 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Dipo Lokomotif PT. Kereta Api Indonesia Area Operasi 8 Surabaya. Jurnal Hiegiene Industri dan Keselamatan Kerja Universitas Airlangga.
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi. Surabaya: Guna Widiya.
Maurits, Lsk. 2012. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books.
Muizzudin, A. 2013. Hubungan Antara Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja di PT.ALKATEX Tegal. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Pratiwik, D. 2014. Hubungan Antara Faktor Individu dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Penyadap Karet di PT. Perkebunan Nusantara IX Afdeling Beji Barat Kelurahan Balon Kembang Jepara. Skripsi: Universitas Dian Nuswantoro.
Pusat data informasi kementrian kesehatan RI . 2015. Situasi Kesehatan kerja: Jakarta.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Madika.
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Seftiani. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja di Bagian Produksi IV PT.Semen Padang. Skripsi: Universitas Andalas.
Setyawati. 2006. Kelelahan Kerja dan Stress Kerja. Yogyakarta. Jurnal Proceeding Seminar Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam Industri. Forum Komunikasi Teknik Industri Yogyakarta dan Perhimpunan Ergonomi Indonesia.
Siagian, S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suahrdjo, D. 2007. Arti Penting Pendidikan Mitigasi Bencana Dalam Mengurangi Resiko Bencana. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Sucipto, C.D. 2014. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Tangerang: Gosyen Publishing.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian, Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suma’mur, P.K. 2014. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung.
Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Tarwaka. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Triana, E. 2017. Hubungan Status Gizi, Lama Tidur, Masa Kerja, Dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Mekanik Di PT. X Plant Jakarta. Skripsi: Universitas Diponegoro.
Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu, Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja: Jakarta. Guna Widya.
World Health Organization (WHO). 2003. “Globals Goals for Oral Health 2020”.
http://www.who.int/oralhealth/publicatio ns/goals2020/en/(diakses 31 Maret 2024)
DOI: https://doi.org/10.33559/eoj.v7i1.2761
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Negara Pengunjung
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.